WARTA PIKABUNGAHEUN (:2/25)


  • Aya warta matak bungah, keur jalma anu sumerah,
    nu resep amal ibadah, nu ngomean lampah salah.

  • Ka jalma nu laku hade, rek lalaki rek awewe,
    Alloh moal hare-hare, bakal diganjar nu hade.

  • Matuhna ge di sawarga, sawarga endah kacida,
    langgeng matuhna di dinya, nampi kurnia Mantenna.

  • Linggih di Janatunna’im, patempatan anu mu’min,
    sawargana kanimatan, di dunya taya bandingan.

  • MATAK WAAS


  • Ya Alloh Nu Maha Akbar, estu waas matak kelar,
    ningal daratan nu ngampar, alam dunya nu ngagelar.

  • Ret neuteup ka awang-awang, megana pating kalayang,
    langit teu aya tungtungna, endah temen kasawangna.

  • Ti siang ngempray caraang, titingalan awas lenglang,
    ti wengi bentang baranang, cahaya bulan gumiwang.

  • Teu lami hujan miripis, ti langit hujan girimis,
    hujan rohmat ti Pangeran, Mantenna Nu Maha Heman.

  • Tutuwuhan breng jaradi, renung dina latar bumi,
    sadaya eta rejeki, paparin Ilahi Robbi.

  • Mekar sakur kekembangan, leubeut sugri bungbuahan,
    kukupu gegelebaran, bangbara sareng nyiruan.

  • Mung ka Alloh nya sumembah, kade ulah salah nyembah,
    ulah rek nyembah berhala, sabab eta teh doraka.

  • CAHAYA KILAT SAJORELAT


  • Pareng leumpang tengah peuting, poek mongkleng sepi jempling,
    ngadadak baranyay kilat, serab kilat sajorelat.

  • Jelebet sorana tarik, dunya eundeur rek tibalik,
    tinggorowok tingkoceak, asa kiamat ngadadak.

  • Gelap dor-dar tingjelegur, dunya asa arek lebur,
    nu munapek tingjarerit, sieun maot jadi mayit.

  • Careurik aluk-alukan, anak bojo dicalukan,
    tapi taya nu nembalan, hayang salamet sorangan.

  • Kitu misil nu munapek, leumpang ngatog di nu poek,
    uyup-ayap rungah-ringeuh, hatena tagiwur riweuh.

  • Nu munapek lolong hate, teu apal goreng jeung hade,
    cilaka estu cilaka, nu munapek ka naraka.

  • Alloh Nu Maha Ngamurba, ngamurba ka sadayana,
    sadaya mahluk Mantenna, Alloh Nu Maha Kawasa.

  • JALAN PITUDUH



    Dina Al – Qur’an nu mulya, seueur simbul jeung siloka, silib sindir jeung sasmita, anu mu’min mah percaya.

    Perlambang teh tuduh jalan, nu mu’min percanten pisan, tapi ceuk jelema kapir, matak sasab silib sindir.

    Siloka sareng sasmita, eta pituduh Mantenna, tuduh jalan ka umat-Na, sangkan teu sasab hirupna.

    Pikeun ngahartikeun lambang, urang sing asak jeujeuhan, maca tapsir tarjamahan, engke aya katerangan.

    Saeusina jagata raya, eta ge ayat Mantenna, upami ditapakuran, seueur rasiah Pangeran.

    Ta pi keur jalma nu musrik, silib sindir teu dilirik, ayat-ayat ti Pangeran, diantep teu dilenyepan.

    Dasar jelema nu fasik, hirupna teh estu musrik, gawe nyieun karuksakan, rugi lain meumeueusan.

    Kompromi dengan perasaan WANITA

    Sudah lama nih tidak posting... langsung aja tanpa basa-basi. : trik memahami dan berkompromi dengan pasangan

    1. Perempuan suka didengarkan. Jadi kalau dia sedang marah,
      dengarkan saja. Kalau diladeni, tujuh hari tujuh malam, dia tahan
      bertengkar!
    2. Perempuan suka dilembuti. Jangan pernah sekali-kali kasar pada
      perempuan karena perempuan bisa menjadi lebih kasar.
    3. Perempuan suka diberi kejutan-kejutan kecil. Tidak harus memberi
      emas berlian pada sang istri, cukup kecupan mesra di kening tapi
      penuh cinta nan lembut.
    4. Sentuhlah perempuan dengan kasih yang sesungguhnya. Kasih ini
      akan membuat perempuan memberikan cinta yang lebih.
    5. Berikan perhatian setiap saat. Ketika tidur pun sebenarnya
      perempuan ingin diperhatikan. Ketersipuannya menandakan rasa
      senangnya diperhatikan.
    6. Kirim selalu kata-kata mesra nan menggoda. Walau kata-kata
      cinta terasa biasa, tidak bagi perempuan. Kata-kata "Aku kangen
      kamu sayang
      ", atau "Sehari tanpa mendengar suaramu, aku bisa gila",
      atau "Hanya kamu yang membuatku tergila-gila", sudah cukup membuat
      hati perempuan melambung ke langit tuju. Menggetarkan relung-relung
      hati dan jiwanya.

    Kajian Ustad Abdul Aziz (Mantan Pendeta Hindu)

    Mungkin sudah biasa kita mendengar atau menyimak pembicaraan tentang orang-orang di luar agama Islam yang kemudian menjadi seorang muslim lalu memberikan kesaksian di mana-mana. Hanya saja yang satu ini agak beda karena kesaksiannya bisa membuat orang kaget, tersinggung dan mungkin ada yang marah. Seorang mantan Pendeta Hindu yang bernama asli Ida Bagus  Erit Budi Finarno, SAG yang lahir di Tabanan Bali sebagai kasta tertinggi orang Hindu yaitu kasta Brahmana, sejak tahun 1995 mengganti namanya dengan Abdul Aziz setelah beliau mendapat hidayah memeluk agama Islam.
    Alumni PGA dengan gelas SAG namun bukan SAG Muslim tetapi SAG Kaaafir yang saat ini telah dijuluki sebagai seorang ustdaz membeberkan tentang ajaran agama hindu yang dulu telah dianutnya secara gambalang karena disertai dengan dalil-dalil dari kitab Weda. Dari paparan yang beliau sampaikan mungkin ada sebagian umat Islam ini yang kaget, tersinggung atau bahkan marah karena beliau sampaikan bahwa ritual-ritual yang selama ini banyak dikerjakan umat Islam ternyata telah dulu dikerjakan oleh umat Hindu yang memang disebutkan dalam Kitab suci agama mereka. Namun demikian bagi umat Islam yang mau mengkaji agama ini dengan benar berdasarkan Al-qur’an da sunnah tentu tidak usah bingung dan tidak usah kaget, namun seharusnya semakin yakin untuk meninggalkan segala macam ritual yang selama ini dikerjakan namun tidak pernah diperintahkan di dalam Al-qur’an maupun As-Sunnah tetapi malah diperintahkan di dalam kitab Weda yang bukan kitab sucinya umat Islam.
    Seperti apa paparan ustadz yang satu ini silahkan simak dalam rekaman berikut.

    Ceramah Mantan Pendeta Hindu (Mualaf) Part 9.wmv

    Manakala Hidupmu Tampak Susah Untuk Dijalani...

    Manakala Hidupmu Tampak Susah Untuk Dijalani...
     
    Seorang professor berdiri di depan
    kelas filsafat dan mempunyai
    beberapa barang di depan mejanya.

    Saat kelas dimulai, tanpa
    mengucapkan sepatah kata, dia
    mengambil sebuah toples mayones
    kosong yang besar dan mulai mengisi
    dengan bola-bola golf.

    Kemudian dia berkata pada para
    muridnya, apakah toples itu sudah
    penuh? Mahasiswa menyetujuinya.

    Kemudian professor mengambil sekotak
    batu koral dan menuangkannya ke
    dalam toples. Dia mengguncang dengan
    ringan. Batu-batu koral masuk,
    mengisi tempat yang kosong di antara
    bola-bola golf.

    Kemudian dia bertanya pada para
    muridnya, Apakah toples itu sudah
    penuh? Mereka setuju bahwa toples
    itu sudah penuh.

    Selanjutnya profesor mengambil
    sekotak pasir dan menebarkan ke
    dalam toples...

    Tentu saja pasir itu menutup segala
    sesuatunya. Profesor sekali lagi
    bertanya apakah toples sudah penuh?

    Para murid dengan suara bulat
    berkata, "Yaa!"

    Profesor kemudian menyeduh dua
    cangkir kopi dari bawah meja dan
    menuangkan isinya ke dalam toples,
    dan secara efektif mengisi ruangan
    kosong di antara pasir.

    Para murid tertawa...

    "Sekarang," kata profesor ketika
    suara tawa mereda, "Saya ingin
    kalian memahami bahwa toples ini
    mewakili kehidupanmu.
    "

    "Bola-bola golf adalah hal-hal yang
    penting - Tuhan, keluarga, anak-anak,
    kesehatan, teman dan para
    sahabat. Jika segala sesuatu hilang
    dan hanya tinggal mereka, maka
    hidupmu masih tetap penuh.
    "

    "Batu-batu koral adalah segala hal
    lain, seperti pekerjaanmu, rumah
    dan mobil.
    "

    "Pasir adalah hal-hal yang lainnya
    - hal-hal yg sepele.
    "

    "Jika kalian pertama kali memasukkan
    pasir ke dalam toples,
    "  lanjut
    profesor, "Maka tidak akan tersisa
    ruangan untuk batu koral ataupun
    untuk bola-bola golf. Hal yang sama
    akan terjadi dalam hidupmu
    ."

    "Jika kalian menghabiskan energi
    untuk hal-hal sepele, kalian tidak
    akan mempunyai ruang untuk hal-hal
    yang penting buat kalian
    "

    "Jadi..."

    "Berilah perhatian untuk hal-hal
    yang kritis untuk kebahagiaanmu.
    Bermainlah dengan anak-anakmu.
    Luangkan waktu untuk check up
    kesehatan.


    Ajak pasanganmu untuk keluar makan
    malam. Akan selalu ada waktu untuk
    membersihkan rumah, dan memperbaiki
    mobil atau perabotan.
    "

    "Berikan perhatian terlebih dahulu
    kepada bola-bola golf - Hal-hal
    yang benar-benar penting. Atur
    prioritasmu. Baru yang terakhir,
    urus pasir-nya
    ."

    Salah satu murid mengangkat tangan
    dan bertanya, "Kalau Kopi yg
    dituangkan tadi mewakili apa?"

    Profesor tersenyum, "Saya senang
    kamu bertanya. Itu untuk menunjukkan
    kepada kalian, sekalipun hidupmu
    tampak sudah begitu penuh, tetap
    selalu tersedia tempat untuk
    secangkir kopi bersama sahabat"
    :-)
     
    ---------------------
    Tulisan di atas disari dari "google bottle".
    Anda bisa memberikan 
komentar di halaman ini:
    http://www.anneahira.com/manakala-hidupmu-tampak-susah-untuk-dijalani.htm
    ---------------------

    Pertanyaan-pertanyaan Al-Ghazali tentang Kehidupan


    Pada suatu hari Imam Al Ghozali berkumpul dengan para muridnya, lantas Imam Al Ghozali mengajukan beberapa pertanyaan:
    Pertanyaan pertama : "Apa yang PALING DEKAT dengan diri kita di dunia ini?".
    Murid-muridnya itu menjawab berbeda-beda; orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Lalu Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.
    "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan". (QS. Ali Imron:185)
    Pertanyaan kedua : "Apa yang PALING JAUH dari diri kita di dunia ini?".
    Diantara murid-muridnya itu ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar, tapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
    Pertanyaan ketiga : "Apa yang PALING BESAR di dunia ini?".
    Murid-muridnya tersebut ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Kata Imam Ghazali semua jawaban itu benar, tetapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU".
    "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai". (QS. Al A'raf:179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.
    Pertanyaan keempat: "Apa yang PALING BERAT di dunia ini?".
    Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "MEMEGANG AMANAH" .
    "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh," (QS. Al Ahzab:72). Tumbuh-tumbuhan, binatang,gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.
    Pertanyaan kelima : "Apa yang PALING RINGAN di dunia ini?".
    Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan sholat, gara-gara meeting kita tinggalkan solat.
    Pertanyaan keenam : "Apakah yang PALING TAJAM di dunia ini?".
    Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang. Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA", sebab melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

    Kumpulan Kata-Kata Motivasi Mario Teguh

    Berikut adalah kumpulan kata-kata Motivasi Golden Way Mario Teguh
    Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan
    bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.
    Karena keseimbangan sikap adalah penentu
    ketepatan perjalanan kesuksesan anda

        Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita

        adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
        itulah kita menemukan dan belajar membangun
        kesempatan untuk berhasil

    Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
    sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
    yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
    Anda akan mengenal sudut pandang yang baru

        Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
        pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
        belajar, akan menjadi pemilik masa depan

    Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
    pencapaian kecemerlangan hidup yang di
    idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
    kesenangan adalah cara gembira menuju
    kegagalan

        Jangan menolak perubahan hanya karena anda
        takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
        dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
        anda capai melalui perubahan itu

    Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
    anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara
    lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila
    cara-cara anda baru

        Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
        Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
        anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
        bila sikap anda salah

    Orang lanjut usia yang berorientasi pada
    kesempatan adalah orang muda yang tidak
    pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi
    pada keamanan, telah menua sejak muda

        Hanya orang takut yang bisa berani, karena
        keberanian adalah melakukan sesuatu yang
        ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan
        punya kesempatan untuk bersikap berani

    Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan
    stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
    tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang
    anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.

        Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
        mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
        tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
        yang kemudian anda dapat

    Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara
    kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku
    seperti orang yang terus memeras jerami untuk
    mendapatkan santan

        Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai
        dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan
        anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang
        yang berbakat

    Kita lebih menghormati orang miskin yang berani
    daripada orang kaya yang penakut. Karena
    sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa
    depan yang akan mereka capai

        Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita
        ketahui, kapankah kita akan mendapat
        pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum
        kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan

    Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin.
    Dengan mencoba sesuatu yang tidak
    mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik
    dari yang mungkin anda capai.

        Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup
        adalah membiarkan pikiran yang cemerlang
        menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang
        mendahulukan istirahat sebelum lelah.

    Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa
    mengupayakan pelayanan yang terbaik.
    Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang
    baik, maka andalah yang akan dicari uang

        Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita
        mungkin menua dengan berjalanannya waktu,
        tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus
        mengubah diri kita sendiri

    Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk
    melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi
    orang tua yang masih melakukan sesuatu yang
    seharusnya dilakukan saat muda.

        Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat
        berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita
        kaya, tetapi menggunakannya dengan baik
        adalah sumber dari semua kekayaan

    Orang-orang yang minta gaji lebih biasanya tidak dapat lebih, tapi yang melakukan lebih dan berkualitas akan mendapat lebih. Jangan takar tenaga yang Anda keluarkan berdasarkan gaji yang Anda dapatkan tetapi berdasarkan hasil yang dapat Anda kontribusikan bagi kelangsungan dan keuntungan perusahaan Anda.

    9 Kalimat-kalimat Motivasi Mario Teguh

    Motivasi dapat mendorong untuk berbuat lebih dalam hidup. Demikian pula dalam meraih sukses, terkadang pun butuh suntikan motivasi. Motivasi bisa datang dari siapa saja. Mulai dari seorang tokoh motivator, orang-orang sukses, guru, teman, saudara, orang tua bahkan dari kehidupan. Motivasi juga bisa didapat dengan merenungkan kalimat motivasi yang tertulis maupun yang diucapkan lisan. Berikut sejumlah kalimat motivasi dari tokoh motivator ternama Indonesia saat ini, Mario Teguh.

    Kalimat motivasi pertama. “Dasar sebuah ketepatan adalah ketepatan dalam mengambil sikap. Jika Anda mengambil sikap dengan tepat maka tidak ada penghalang bagi keberhasilan. Namun bila Anda salah dalam mengambil sikap maka tidak ada seorang pun yang bisa menolong”.

    Kalimat motivasi kedua. “Tinggalkanlah segala kesenangan hidup yang akan menghalangi kesuksesan hidup yang Anda cita-citakan. Berhati-hatilah sebab ada beberapa kesenangan hidup yang justru akan mengantarkan Anda menuju kegagalan.”

    Kalimat motivasi ketiga. “Waktu tidak memiliki harga namun sangatlah berharga. Oleh karena itu waktu yang Anda miliki tidak akan membuat Anda kaya namun bila Anda menggunakannya dengan baik maka itulah sumber dari segala kekayaan.”

    Kalimat motivasi keempat. “Hentikan kebiasaan membandingkan kekurangan Anda dengan kelebihan yang dimiliki orang lain.”

    Kalimat motivasi kelima. “Jangan pernah menyalahkan apa pun demi menutupi kelemahan pada diri Anda. Kelemahan sebenarnya merupakan kekuatan yang belum diketahui manfaatnya.”

    Kalimat motivasi keenam. “Seseorang yang selalu gelisah pada siang hari dan sulit memejamkan mata pada malam hari adalah orang yang tidak berpihak pada kebaikan yang dimilikinya.”

    Kalimat motivasi ketujuh. “Ketegasan merupakan kualitas hati yang telah dirindukan sejak lama oleh seseorang yang telah membiarkan dirinya terlantar di antara ketakutan dan keraguan.”

    Kalimat motivasi kedelapan. “Negara kita tidak akan mampu mencapai kemakmuran, kemandirian, dan kekuatan yang sejati bila sebagian besar rakyatnya menjadi pegawai.”

    Kalimat motivasi kesembilan. “Jika uang yang Anda cari maka Anda akan dipaksa mengusahakan pelayanan yang terbaik. Namun bila Anda mengusahakan yang terbaik maka uanglah yang akan mencari Anda.”

    Renungan Artikel Tentang Ilmu dan Filsafat | MK: Filsafat Ilmu

    Defenisi ilmu
     Ilmu merupakan suatu cara berpikir dalam menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang dapat diandalkan, berpikir bukan satu-satunya cara dalam menapatkan pengetahuan, demikian juga ilmu bukan satu-satunya produk dari kegiatan berpikir. Ilmu merupakan produk dari proses berpikir menurut langkah-langkah tertentu yang secara umum dapat disebut sebgai berpkir ilmiah.

    Cabang-cabang ilmu
    Pada dasarnya cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari dua cabang utama yakni :
    1. filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam dan
    2. filsafat moral yang kemudian berkembang kedalam ilmu-ilmu sosial.
    Ilmu-ilmu alam membagi ke dalam dua kelompok yakni :
    1. ilmu alam dan
    2. ilmu hayat.
    Ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam semesta , sedangkan alam kemudian bercabang lagi menjadi fisika, kimia, astronomi, dan ilmu bumi.
    Tiap-tiap cabang kemudian membentuk ranting-ranting baru seperti fisika berkembang menjadi mekanika, hidrodinamika, bunyi, cahaya, panas, kelistrikan, fisika nuklir, dan kimia fisik.sampai  tahap ini maka kelompok ilmu ini termasuk kedalam ilmu-ilmu murni. Cabang-cabang ilmu ini berkembang menjadi banyak sekali, kimia saja misalnya mempunyai sekitar 150 disiplin.
    Cabang utama ilmu-ilmu social :
    1. antropologi
    2. psikologi,
    3. ekonomi,
    4. sosiologi’
    5. ilmu politik.
    Cabang utama ilmu-ilmu sosial ini kemudian mempunyai cabang-cabang lagi seperti umpamanya antropologi terpecah menjadi lima yakni : arkeologi, antropoligi fisik, lingustik, etnologi dan antropoligi sosial atau kultural.
    Berkembangnya ilmu sosial terapan yang merupakan aplikasi berbagai konsep dari ilmu-ilmu sosial murni kapada satu bidang telaahan sosial tertentu. Pendidikan, umpamanya merupakan ilmu sosial terapan yang mengaplikasikan konsep-konsep  psikologi, antropolodgi dan sosialogi, demikian juga manajemen, menerapkan konsep psikologi, ekonomi, antropoli dan sosialogi.
    Ilmu membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode yang digunakan dalam menyusun yang telah teruji kebanarannya secara empiris.
    Ruang lingkup ilmu
    ilmu memiliki batas ruang lingkup yang jelas dan ilmu pengetahuan mudah dicernah, serta mudah dirangkai sebatas ruang lingkupnya sendiri. Fisika berhubungan erat dengan dunia fisik ; botani dengan tanaman; ilmu kimia dengan bahan-bahan kimiawi; matematika dengan angka-angka dsb. Semua cabang ilmu pengetahuan tersebut memiliki runag lingkup tersendiri, walaupun sering kali pada bagian tertentu saling tumpang tindi satu sama lainnya; namun tidak satu ilmu pengetahuan pun yang dapat mencakup semua ruang lingkup cabang-cabang ilmu pengetahuan. Secara kolektif setiap cabang ilmu pengetahuan dapat menggaris bawahi penemuannya sendiri beserta bukti-bukti yang siap untuk diperivikasikan dan dikontrol.[3]
    Filsafat ilmu
    Pada buku “Filsafat Ilmu” dari hakikat menuju nilai, karya Drs.Cecep Sumarna, M.Ag.
    Dihadirkan pemikirdan filosof muslin. Seperti Ibnu Rusyd (1198 M) yang di Barat lebih kenal dengan Averoes, Al Farabi (950M), Ibnu Sina (1037M) serta Al Raji (1209M).
    Para filosof Muslim telah mampu menyusun kerangka epistemology ilmu dan filsafat ilmu dalam tiga bingkai yang sangat luar biasa perkembangannya.
    tiga metodologi yang mendasari lahirnya epistemology ilmu pengetahuan. Tentunya memiliki perbedaan dengan epistemology Yunani, yang cenderung membatasi pengetahuan hanya pada ranah empirisme dan rasionalisme.
    Para filosof muslim melihat bahwa epistemology penngetahuan terdiri dari tiga yakni:
    1. Bayani
    2. Irfani
    3. Burhani.
    Bayani:
    Bayani adalah sebuah model metodologi berfikir yang didasarkan atas teks kitab sufi. Teks suci menurut metodologi ini dianggap memiliki otoritas penuh untuk memberikan arah dan makna terhadap kebenaran. Rasio hanya digunakan sebagai pengawal sekaligus memberikan pengamanan otoritas teks
    Irfani:
    Irfani adalah model metodologi berfikir yang didasarkan atas pendekatan dan pengalaman langsung atas realitas spiritual keagamaan. Oleh karena sasaran bidiknya adalah esoteric atau bagian batin teks. Rasio dimanfaatkan untuk menjelaskan pengalaman spititual.
    Burhani:
    Burhani adalah kerangka berfikir yang tidak didasarkan atas teks suci, maupun pengalaman. Sasaran bidiknya eksoteris, sehingga cara kerjanya atas dasar keruntutan logika. Pada tahap tertentu, keberadaan teks suci dan pengalaman spiritual dapat diterima jika sesuai dengan aturan logis.
    Dalam memaparka makna filsafat ilmu hakikat nilai-nilai selalau dikedepankan,seperti pada “filsafat Ilmu dari Hakikat menuju nilai”
    Makna Filasafat Ilmu:
    Dilihat dari obyek kajiannya, filsafat ilmu mempersoalkan dan mengkaji segala persoalan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
    1. Filsafat ilmu memfokuskan pembahasan dalam metodologi pengetahuan. Ilmu merupakan salah satu cara untuk mengerti bagaimana budi manusia bekerja. Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis dan imajinatif. Ilmu bersifat empiris, sistematis, observatif dan obyektif.
    2. Filsafat ilmu bertugas membuka pikiran manusia agar mempelajari dengan serius proses logic dan imajinatif dalam cara kerja ilmu pengetahuan
    3. Filsafat ilmu berbicara tentang metode ilmu pengetahuan, bagaimana pengembangannya dan bagaimana prinsip-prinsip penerapannya.
    4. Filsafat ilmu menjadi bagian dari epistemology [filsafat pengetahuan]. Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
    5. Filsafat ilmu merupakan telaah secara filsafati yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu
    Sebenarnya perkembangan nilai-nilai dalam ilmu pengetahuan, telah lama berlangung. Zaman Yunani kuno, khususnya ketika plato menyatakan:”Sumum Bonum ‘ (kebaikan tertinggi). Telah tergambarkan bahwa ilmu pengetahuan lahir dengan sah ketika memberikan kontribusi pada kemaslahatan manusia. Apabila ilmu telah mengantongi nilai-nilai itu, maka dapat diindikasikan telah memasuki domain kebaikan tertinggi.
    Di Zaman pertengahan , Thoma Aquinas membangun pemikiran tentang pentingnya nilai tertinggi sebagai penyebab final dalam diri Tuhan sebagai keberadaann kehidupan, keabadian dan kebaikan tertinggi.
    Immanuel Kant tokoh penting aufklarung juga memperlihatkan hubungan natara pengetahuan dengan moral, estetika dan religius. [Hlm: 121]
    Buku ini menyatakan bahwa ilmu pengetahun dalam melihat keberadaan [ontology], dan capaiannya dengan metodologi [epistemology] tidaklah cukup. “Aksiologi” memberikan bintang pengarah, bahawa ilmu pngetahuan harus berada pada koridor nilai-nilai. Mulai dari manfaatnya hari ini dan hari esok. Eksplotasi sumber daya alam, yang mengabaikan nilai-nilai, adalah suatu upaya pemusnahan hakikat keberadaan manusia itu sendiri.
    Ilmu pengetahaun yang melahirkan teknologi harus dibingkai dengan nilai-nilai, etika, estetika, dan religiousitas. Tanpa bingkai tersebut kehancuran dunia tidak terlalu lama menunggu waktu. Fenomena hancurnya dua kota di Jepang 1945 akibat bom atom, membangun pikiran-pikiran jernih dan menanyakan secara mendalam apakah keguanaan ilmu itu sendiri]

    Andi hakim nasution, filsafat ilmu sebuah pengantar popular, ( Jakarta : pustaka sinar harapan, 1999) hal 93-94
    Ibid, hal  94-95
    E sumaryono, hermeneutic sebuah metode filsafat, (yogyakarta : penerbit kanisius, 1999) hal, 15.

    Demikian Renungan Artikel Tentang Ilmu dan Filsafat | MK: Filsafat Ilmu. semoga menjadi referensi buat yang ingin mengetahui

    Hal-hal Yang dapat Membatalkan Keislaman

    Sesungguhnya Allah SWT mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya untuk masuk ke dalam Agama Islam dan berpegang teguh kepadanya, serta mewaspadai segala sesuatu yang akan menyimpangkan mereka dari agama yang suci ini. Dia mengutus nabi-Nya, Muhammad SAW, dengan amanat da'wah yang suci dan mulia. Allah juga mengingatkan hamba-Nya, bahwa barangsiapa yang mengikuti seruan para rasul itu, maka dia telah mendapatkan hidayah; dan siapa yang berpaling dari seruannya, maka dia telah tersesat. 

    Di dalam kitabullah, Dia mengingatkan manusia tentang perkara-perkara yang menjadi sebab "riddah" (murtad dari Dinul Islam) dan perkara-perkara yang tegolong pada hal-hal yang membatalkan keislaman termasuk kesyirikan dan kekafiran. Beberapa ulama rahimahullah selanjutnya menyebutkan peringatan-peringatan Allah itu dalam kitab-kitab mereka. Mereka mengingatkan bahwa sesungguhnya seorang muslim dapat dianggap murtad dari Dinul Islam disebabkan beberapa hal yang bertentangan, sehingga menjadi halal darah dan hartanya. 

    Syaikh Al-Imam Muhammmad bin Abdul Wahab, serta beberapa ulama lainnya menyebutkan sedikitnya sepuluh hal yang bertentangan dengan Islam yang paling banyak dilakukan oleh ummat Islam sendiri, dan bahkan membahayakannya. Dengan mengharap keselamatan dan kesejahteraan dari-Nya, kami paparkan dengan ringkas sebagai berikut:
    1. Mengadakan persekutuan dalam beribadah kepada Allah. Dalam kaitan ini, Allah berfirman:
    "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa orang yang menyekutukan-Nya, dan mengampuni selain dosa syirik bagi siapa yang dikehendaki..." (An Nisa 116).
    "Sesungguhnya siapa saja yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya adalah neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolong pun." (Al Maidah 72).
    Termasuk dalam hal ini, permohonan pertolongan dan permohonan doa kepada orang mati serta bernadzar dan menyembelih hewan qurban untuk mereka.

    2. Menjadikan sesuatu atau seseorang sebagai perantara doa, permohonan syafaat, serta sikap tawakkal mereka kepada Allah.

    3. Menolak untuk mengkafirkan orang-orang musyrik, atau menyangsikan kekafiran mereka, bahkan membenarkan madzab mereka.

    4. Berkeyakinan bahwa petunjuk selain yang datang dari Nabi Muhammad lebih sempurna dan lebih baik. Menganggap suatu hukum atau suatu undang-undang lainnya lebih baik dibandingkan syariat Rasulullah, serta lebih mengutamakan hukum thaghut dibandingkan ketetapan Rasulullah.

    5. Membenci sesuatu yang datangnya dari Rasulullah, meskipun diamalkannya. Dalam hal ini firman Allah:

    "Demikian itu karena sesungguhnya mereka benci terhadap apa yang diturunkan Allah, maka Allah mengahapuskan (pahala) amal-amal mereka." (Muhammmad 9).

    6. Mengolok-olok sebagian dari Din yang dibawa Rasulullah, misalnya tentang pahala atau balasan yang akan diterima. Allah berfirman: "Katakanlah apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan rasul-rasul-nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman..." (At Taubah 65-66).

    7. Masalah sihir. Diantara bentuk sihir adalah "Ash shorf" (pengalihan), yaitu mengubah perasaan orang dari senang menjadi tidak senang dengan sihir. Contohnya, mengubah perasaan seorang laki-laki menjadi benci kepada istrinya. 
    Sedangkan "Al-Athaf" adalah sebaliknya, menjadikan orang senang terhadap apa yang sebelumnya dia benci dengan bantuan syaithan. Orang yang melakukan kegiatan sihir hukumnya kafir. Sebagai dalilnya adalah firman Alllah, yang artinya:
    " ...Dan keduanya tidak mengajarkan sihir kepada seseorang pun sebelum mengatakan, Sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, karena itu janganlah kamu kafir..." (Al Baqarah 102).

    8. Mengutamakan orang kafir serta memberikan pertolongan dan bantuan kepada orang musyrik lebih dari pada pertolongan dan bantuan yang diberikan kepada kaum muslimin. Allah berfirman, yang artinya: ...Barangsiapa di antara kamu, mengambil mereka orang-orang musyrik menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang dzalim." (Al Maidah 51).

    9. Beranggapan bahwa manusia bisa leluasa keluar dari syariat Muhammad saw. Dalam kaitan ini Allah berfirman: Barangsiapa yang mencari agama selain Dinul Islam, maka dia tidak diterima amal perbuatannya, sedang dia di akhirat nanti termasuk orang-orang yang merugi." (Ali Imran 85).

    10. Berpaling dari Dinullah, baik karena dia tidak mau mempelajarinya atau karena tidak mau mengamalkannya. Hal ini berdasarkan firman Allah: Dan siapakah yang lebih dzalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabbnya, kemudian ia berpaling dari padanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa." (As Sajadah 22).

    Itulah sepuluh 'naqidhah' yang perlu diwaspadai oleh setiap muslim, agar ia tidak terjerumus untuk melakukan salah satu di antara kesepuluh sebab yang dapat mengeluarkannya dari Dinul Islam. Begitu sesorang meyakini bahwa undang-undang yang dibuat manusia lebih utama dan lebih baik dibandingkan syariat Islam, maka ia telah kafir. 

    Demikian juga jika ia menganggap bahwa ketentuan-ketentuan Islam sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan pada zaman mutakhir ini, atau bahkan beranggapan bahwa aturan Islam adalah penyebab kemunduran dan keterbelakangan ummat Islam. Seseorang juga tergolong kafir bila beranggapan bahwa Dinul Islam hanya menyangkut hubungan rituil antara hamba dan Rabbnya, tetapi tidak ada kaitannya dengan masalah-masalah duniawi.

    Termasuk pula jika seseorang memandang bahwa pelaksanaan syariat Islam, misalnya hukum potong tangan bagi pencuri, hukum rajam bagi pezina muhson (pezina yang sudah kawin) tidak sesuai dengan peradaban moderen. Begitu pula halnya dengan seseorang yang beranggapan bahwa seseorang boleh tidak berhukum dengan syariat Allah dalam hal muamalat (kemasyarakatan), hudud, serta dalam hukum-hukum lainnya. Ia telah jatuh kepada kekafiran, meskipun ia belum sampai pada keyakinan bahwa hukum yang dianutnya lebih utama dari hukum islam, karena boleh jadi ia telah menghalalkan apa yang diharamkan Allah, dengan dalih keterpaksaaan, seperti berzina (karena alasan mencari nafkah), minim khamar, riba, dan berhukum dengan hukum rekaan manusia.

    Marilah kita berlindung kepada Allah dari hal-hal yang menyebabkan kemurkan-Nya dan dari adzab-Nya yang pedih. Salawat dan salam mudah-mudahan dilimpahkan kepada sebaik-baiknya makhluk-Nya, Muhammmad Rasulullah, juga kepada keluarga dan para sahabatnya.

    Pentingnya Aqidah Islamiyah

    Sesungguhnya agama Islam adalah aqidah dan syari’ah. Adapun yang dimaksud dengan aqidah, yaitu setiap perkara yang  dibenarkan oleh jiwa dan dengan hati menjadi tentram serta menjadi keyakinan bagi para pemeluknya, tidak ada keraguan lagi dan kebimbangan bagi pemeluknya. Sedangkan yang dimaksudkan syariah adalah tugas-tugas yang diembankan oleh Islam seperti; sholat, zakat, puasa, berbakti kepada orang tua dan lainnya. Landasan aqidah Islamiyah adalah beriman kepada Allah, malaikat-malaikat,  kitab-kitab, para Rasul, hari Akhir, dan beriman kepada Qodho (takdir), yang baik ataupun yang buruk.
    Firman Allah SWT, “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, Malaikat-Malaikat , Kitab-Kitab  dan Nabi Nabi.” (QS. Al Baqoroh :177). 
    Sesunguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran dan perintah kami hanyalah satu, perkataan seperti kejapan mata.” (QS. Al Qomar 49-50).
    Sabda Nabi SAW, “Iman adalah hendaknya engkau percaya pada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, hari Kemudian dan percaya kepada Qodo (takdir) yang baik maupun yang buruk ).” (HR Bukhari dan Muslim)
    Pentingnya Aqidah Islamiyah
    Pentingnya aqidah Islamiyah tampak dalam banyak hal, diantaranya adalah; nahwasanya kebutuhan kita terhadap aqidah adalah di atas segala kebutuhan, dan kepentingan kita terhadap aqidah adalah di atas segala kepentingan. Sebab tidak ada kebahagiaan, kenikmatan, dan kegembiraan bagi hati kecuali dengan beribadah kepada Allah  pencipta segala sesuatu.
    Bahwasanya aqidah Islamiyah adalah kewajiban yang paling besar dan yang paling ditekankan, karena ia adalah sesuatu yang pertama kali diwajibkan kepada manusia. Rasulullah SAW bersabda, “Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” (HR Bukhori dan Muslim).
    Bahwa akidah Islamiyah adalah satu-satunya aqidah yang bisa mewujudkan keamanan dan kedamaian, kebahagian dan kegembiraan. Firman Alah dalam kitabnya, “Tidak demikian bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah sedang Ia berbuat kebajikan, baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqoroh 112).
    Demikian pula, hanya aqidah Islamiyah-lah satu-satunya aqidah yang bisa mewujudkan kecukupan dan kesejahteraan. Allah berfirman, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf 96)
    Darah dan Kehormatan Umat Islam
    Di hari akhir nanti, ada pihak-pihak yang akan merugi dan menyesal. Mereka adalah orang-orang yang selalu berusaha berbuat kerusakan di muka bumi. Menghidupkan kebencian dan kedengkian di kalangan manusia. Senang dengan kehancuran, pengrusakan, kekejian di kalangan mukminin. Tidak hanya itu, bahkan mereka senantiasa mengidamkan hilangnya nikmat orang lain, benci bila orang lain merasakan kesenangan dan kebahagiaan.
    Semua aktivitas tersebut lengkap pula dengan perilaku mereka yang suka menyakiti orang lain, baik dengan perkataan, perbuatan, atau bahkan sampai kepada pembunuhan jiwa manusia. Padahal kita mengetahui bahwa para hamba adalah tanggungan Allah. Terlebih lagi kaum muslimin dan orang beriman, merekalah kekasih Allah sesuai dengan tingkat keimanan mereka.
    Ketika kaum mukminin disakiti berarti mereka menyakiti Allah dan rasulNya. Allah janjikan kepada mereka, “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan RasulNya, Allah akan melaknatinya di dunia dan akhirat dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. Al-Ahzaab 57).
    Perbuatan jelek mereka terhadap kaum muslimin berbuah keburukan dan kehinaan. Memikul dosa yang besar dan berat dengan sebab tindakan menyakitkan yang diperbuat kepada manusia. Tak heran apabila manusia menyingkir dari kekejian dan keburukan mereka. Inilah yang disinyalir oleh Rasulullah SAW, “Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat ialah orang yang dipisahkan oleh manusia, atau ditinggalkan oleh manusia karena takut terhadap perbuatan kejinya.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
    Hal-hal yang termasuk kejelekan terhadap mukminin adalah menghinakan dan merendahkan kehormatan kaum mukminin. Banyak contoh untuk hal ini, diantaranya adalah membeberkan kekurangan orang beriman di muka umum, memfitnah mereka, atau memperlakukan mereka seperti hewan yang tak ada harganya. Ini semua adalah trik dan makar dari syetan yang menghasut manusia untuk mengumbar kata, berburuk sangka dan mencelakakan manusia.
    Kehormatan dan darah kaum mukminin sangat mahal di sisi Allah, dan tak layak bagi seorang pun menumpahkannya tanpa hak. Sungguh barang siapa yang membunuh satu jiwa di kalangan muslimin seakan-akan dia telah membunuh manusia secara keseluruhan. Dan barang siapa yang menghidupkannya seakan telah menghidupkan seluruh manusia. Mari kita jaga serta bela darah dan kehormatan kaum muslimin.
    Apa Makna Syahadat Laa Ilaaha Illallaah
    Laa ilaaha illallah adalah sebuah kata yang sedemikian akrab dengan kita. Sejak kecil (kalau kita hidup di tengah keluarga muslim), kita akan begitu familiar dengan ucapan tersebut. Mungkin karena terlalu biasa mengucapkan kita sering tak peduli dengan makna yang hakiki dari kalimat tersebut. Malahan boleh jadi kita belum paham dengan maknanya. Sehingga bisa saja perilaku kita terkadang bertentangan dengan kandungan dari laa ilaaha illallah itu sendiri tanpa kita sadari.
    Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi kehidupan keagamaan kita. Kalimat tersebut secara pasti menentukan bahagia dan celakanya kehidupan seseorang di dunia dan akhirat. Terus apakah terlambat bagi kita untuk tahu tentang makna syahadat tersebut di usia kita sekarang ini? Jawabnya tidak ada kata terlambat sebelum nyawa sampai di tenggorokan kita, mari kita mulai dari sekarang untuk memahaminya. Untuk itu Al-Madina mencoba mengangkat masalah makna syahadat ini untuk kemudian dipahami, agar melempangkan jalan kita meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
    Kalau kita tinjau sebenarnya kalimat laa ilaaha illallah mengandung dua makna, yaitu makna penolakan (nafi) segala bentuk sesembahan selain Allah, dan makna menetapkan bahwa satu-satunya sesembahan yang benar hanyalah Allah semata. Berkaitan dengan mengilmui kalimat ini Allah Ta'ala berfirman, “Maka ketahuilah (ilmuilah) bahwasannya tidak ada sesembahan yang benar selain Allah.” (QS Muhammad : 19).
    Berdasarkan ayat ini, maka mengilmui makna syahadat tauhid adalah wajib dan mesti didahulukan daripada rukun-rukun Islam yang lain. Di samping itu nabi kita pun menyatakan, “Barang siapa yang mengucapkan laa ilaaha illallah dengan ikhlas maka akan masuk ke dalam surga.” (HR. Ahmad).
    Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah mereka yang memahami, mengamalkan dan mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang lainnya, karena di dalamnya terkandung tauhid yang Allah menciptakan alam karenanya. Rasul mengajak paman beliau Abu Thalib, ketika maut datang kepada Abu Thalib dengan ajakan, “Wahai pamanku ucapkanlah laa ilaaha illallah sebuah kalimat yang aku akan jadikan ia sebagai hujjah di hadapan Allah.” Namun Abu Thalib enggan untuk mengucapkan dan meninggal dalam keadaan musyrik.
    Rasulullah SAW tinggal selama 13 tahun di Mekkah mengajak orang-orang dengan perkataan beliau, “Katakan laa ilaaha illallah!” Maka orang kafir pun menjawab, “Beribadah kepada sesembahan yang satu, kami tidak pernah mendengar hal yang demikian dari orang tua kami". Orang Quraisy di zaman nabi sangat paham makna kalimat tersebut, dan barangsiapa yang mengucapkannya tidak akan menyeru/berdoa kepada selain Allah.
    Laa ilaaha illallah adalah asas dari tauhid dan Islam dengannya terealisasikan segala bentuk ibadah kepada Allah dengan ketundukan kepada Allah, berdoa kepadanya semata dan berhukum dengan syariat Allah. Seorang ulama besar Ibnu Rajabb mengatakan, “Allah adalah yang ditaati dan tidak dimaksiati, diagungkan dan dibesarkan dicinta, dicintai, ditakuti, dan dimintai pertolongan harapan. Itu semua tak boleh dipalingkan sedikit pun kepada selain Allah.”
    Kalimat laa ilaaha illallah bermanfaat bagi orang yang mengucapkannya selama tidak membatalkannya dengan aktifitas kesyirikan. Inilah sekilas tentang makna laa ilaaha illallah yang pada intinya adalah pengakuan bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah ta'ala semata .


    Kiamat Sudah Dekat!
    Waktu antara diutusnya Nabi kita Muhammad SAW dengan hari kiamat sangatlah dekat. Demikian pemberitaan dari nabi sendiri, yang menyadarkan kita agar lebih bergegas dan bersiap dalam membawa perbekalan untuk menyongsongnya. Meski banyak yang sepakat bahwa kiamat memang dekat, namun mayoritas kita sering tak sadar atau berpura tak sadar, bahkan larut dalam berbagai perhiasan dunia yang melalaikan. Sejenak, mari kita kembali membaca dan menyaksikan beberapa bukti konkret tanda kedekatan hari kiamat. Agar hati kembali tersadar bahwa masa itu memang telah dekat, semakin dekat menjelang.
    Mengakhiri sebuah kehidupan peradaban manusia di dunia menuju sebuah kehidupan panjang, kekal dan abadi. Kehidupan akhirat sebagai sebuah peringatan yang nyata bagi setiap yang memiliki akal fikiran. “… dan berilah peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.”
    Di antara tanda kiamat yang diberitakan oleh Rasulullah SAW yang kini telah nyata di depan mata kita adalah, “Sesungguhnya di antara tanda-tanda akan datangnya kiamat adalah jika ilmu(agama) diangkat/hilang, kebodohan dikukuhkan, khamr/minuman keras diminum dan perzinaan tampak nyata.” (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad).
    Tanda ini dikategorikan dalam tanda kiamat sughra (kecil) bukan tanda qubra. Namun bukan berarti memberikan kesempatan bagi kita untuk bersantai dan bernafas panjang, dan mengatakan ‘kiamat masih jauh’. Bahkan seharusnya menjadi pelajaran bagi kita bahwa apa yang diberitakan nabi haq (benar) adanya. Maka kabar nabi yang lain pun seperti kiamat besar dan syariat yang beliau bawa adalah benar pula adanya. Demikian semestinya seorang muslim berpandangan.
    Hal yang lain adalah tumbuhnya rasa syukur pada diri kita, karena Allah masih memberikan kesempatan bagi kita untuk membenahi lembaran kehidupan kita, menuliskan catatan kebaikan dalam buku kehidupan kita. Masih ada kesempatan untuk bertaubat kepada Allah Yang Ghafuur (Maha pengampun) dan Rahiim (maha pengasih). Di zaman ini, selaras dengan sabda Nabi semakin minim ilmu dien. Semakin sedikit para penyandang ilmu syar'i yaitu para ulama di muka bumi. Satu demi satu dipanggil oleh Allah ke sisi-Nya. Tak lekang dari ingatan kita meninggalnya para ulama besar Islam beberapa waktu belakangan, seperti Syaikh Abdul Aziz Ibn Baz, Syaikh Nashiruddin Al Albani dan Syaikh Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin. Konsekwensinya, manusia semakin jauh dari agama Islam. Kebodohan pun merajalela di seluruh penjuru bumi kecuali yang dirahmati oleh Allah azza wa jalla.
    Orang pun berbuat sekehendaknya menuruti bujuk rayu syaitan, memperturutkan nafsu syahwat keduniaan. Layak bila kemudian khamar bertebaran, perzinaan meluas. Khamr dinamai dengan nama yang lain, beragam sesuai kelas pencandunya. Shabu-shabu adalah satu contohnya. Berapa banyak pemuda Islam yang mengkonsumsi, meski cuma sekali-dua kali atau jadi kebutuhan primernya, naudzubillah min dzalik. Khamar kini dijual bebas di berbagai penjuru, di toko, restoran, hotel, klub atau diecerkan di warung-warung kecil. Dulu mungkin orang risih melihatnya atau yang jual malu dengan orang, namun kini tak ada lagi kata malu dan risih. Orang yang menenggak bir pun kini tak ragu lagi, cuek! orang lain pun tak peduli dan berucap yang penting tidak mengganggu kita. Innalillahi wa inna ilaihi raa jiun!
    Perzinaan pun kini menyebar. Sarana dan prasarana semakin lengkap, canggih, bebas, dan berkelas-kelas. Begitu mudahnya diperoleh di pelosok-pelosok, di pinggir jalan dan tempat-tempat yang lain. Pergaulan para pemuda pun penuh dengan muatan perzinaan. Muda-mudi bergaul dengan bebasnya, tanpa batas yang jelas. Perzinaan kini terasa menjadi hal yang tidak asing bagi telinga manusia. Untuk selanjutnya menjadi hal yang dilegalkan, naudzubillah. Sebaliknya, menjadi hal yang aneh bila ada anak muda yang nikah di masa muda mereka tanpa mau ikut bergaul bebas seperti pemuda yang lain. Inilah keadaan memprihatinkan yang dikabarkan oleh rasul kita sebagai salah satu tanda hari kiamat. Suka kah kita dengan kemungkaran yang seperti ini? Bila tidak, mari kita ikut ambil bagian memperbaiki kondisi ini !
    Tanda kiamat lain yang diberitakan oleh nabi kita adalah ‘tersia-sianya amanah’. Ini dalam sabda Nabi Muhammad SAW ketika beliau ditanya, “Wahai Rasulullah, kapan kiamat itu?”
    Rasulullah SAW menjawab, “Jika amanah telah disia-siakan, tunggulah datangnya kiamat.”
    Orang itu berkata lagi, “Bagaimana menyia-nyiakannya?”
    Nabi bersabda, “Apabila perkara sudah diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kiamat!” Dan ini terjadi ketika kebodohan merata dan menjadi hal yang lumrah. Amanah yang dimaksud diantaranya dalam perkara yang berkaitan dengan agama seperti khilafah, pemerintahan, hukum fatwa dan lain-lain. Mata kepala kita pun menyaksikan dengan jelas realita dari tanda ini. Betapa banyak manusia di zaman ini yang berbicara dan berfatwa tanpa ilmu. Diulamakan padahal bukan ulama. Dan juga diserahkannya kepemimpinan bukan pada orang yang sesuai, sungguh sebuah musibah yang luar biasa. Ini beberapa tanda dari kedekatan hari kiamat, dan memang ia semakin mendekat.
    Haul dan Kultus Individu
    Masyarakat Indonesia sampai detik ini, masih sangat demen dengan hal-hal yang berbau keramat, mistik dan hal-hal yang aneh-aneh. Mulai dari benda-benda seperti cincin, keris, akik, pakaian, gamelan atau yang berwujud tempat, seperti gunung ini dan itu, atau orang tertentu yang dianggap tokoh masyarakat atau agama. Pengkultusan terhadap seseorang, ditemukan hampir merata di seluruh penjuru nusantara. Disebabkan punya kedudukan atau dianggap tokoh besar maka ia dikultuskan dan dikeramatkan.
     Pengkeramatan sang tokoh ini berlangsung sejak tokoh tadi hidup bahkan sampai ia meninggal dunia. Barang-barang yang berkaitan dengan sosok tadi pun dicari-cari dan diagung-agungkan, dijadikan jimat dan tidak lupa untuk dikeramatkan.Tambah parah lagi, makamnya senantiasa ramai dipadati oleh para pengagum dan simpatisan yang pingin ngalap berkah dari kubur sang tokoh. Selalu semarak, itu yang terjadi di makam orang yang ditokohkan. Bahkan ketika tiba saat ulang tahun kematian dan kelahiran tokoh, semaraknya kubur lebih dibandingkan dengan semaraknya masjid-masjid Allah.
    Kenyataan ini lebih tambah mengenaskan ketika ditemukan kenyataan bahwa mayoritas peziarah adalah mereka yang menyatakan diri sebagai orang muslim. Aktivitas yang berhubungan dengan pengagungan seorang tokoh selalu akan bertambah variasinya, karena berjalan seiring dengan ide dan kreativitas para pengagum. Contoh konkrit ada di zaman nabi Nuh. Meninggalnya para tokoh agama di zaman itu memunculkan ide di kalangan para pengagum untuk membangun patung dan gambar demi mengenang sang tokoh. Awalnya untuk mendekatkan pada Allah. Ide berkembang setelahnya dengan menjadikan sang tokoh sebagai perantara dalam berdoa kepada Allah. Berkembang lagi hingga menjadikan patung tadi sesembahan yang diibadahi selain Allah.
    Kreatifitas kesyirikan ini hampir selalu berulang di setiap zaman dan generasi, karena ini adalah makar syaitan untuk menjerumuskan umat manusia ke dalam neraka. Tokoh yang dipuja bisa jadi berbeda namun sebenarnya hakikat kebatilan yang ditawarkan adalah sama. Di zaman nabi Nuh yang diagungkan adalah Wadd, Suwa , Yaghuts, Yauq dan Nashr, dan di kafir Quraisy pun ada yang dinamakan Latta, Uzza, Manna dan Hubbal. Dan di negeri ini pun ada pula yang ditokohkan seperti itu. Wujud kreatifitas kesyirikan yang bisa ditemukan di masa kini, adalah dibuatnya berbagai perhelatan untuk mengagungkan sang tokoh, baik dengan megadakan tour ziarah, atau peringatan ulang tahun kelahiran dan kematian (haul). Atau mengawetkan barang-barang peninggalannya.
    Bila ditimbang dalam syariat Islam, hal yang berkaitan dengan mengagungkan tokoh dan peninggalan-peninggalan bukanlah sesuatu yang dianjurkan. Bahkan sebaliknya pintu-pintu yang menuju kepada pengagungan tokoh, melebihi kapasitas kemanusiaan dicegah dan ditutup oleh Rasulullah dan para sahabat. Pengagungan terhadapan suatu benda dan individu tertentu hampir selalu identik dengan kesyirikan.
    Umumnya, sebuah masyarakat akan mengagungkan tokoh dan benda karena berjangkitnya penyakit kebodohan di tengah-tengah mereka. Tak tahu mana yang diperintahkan dan dilarang oleh syariat Allah ta'ala. Atau hadir di negeri tersebut para tokoh agama yang buruk yang memberikan contoh teladan keburukan kepada umat, mengahalalkan yang haram daan mengharamkan yang halal. Sampai hal yang syirik pun dilegalkan oleh ulama buruk ini. Bisa juga terjadi karena memang masyarakat terlampau ghuluw dalam mengagungkan seorang tokoh. Atau bercokol di negeri itu para pemimpin yang buruk, yang tak menjalankan syariat Allah ta'ala. Naudzubillahi min dzalik!***



    Waktu Berlakunya Nishab


    Kalangan Syafiiyyah dan Hanabilah dalam pendapat utama mereka memandang bahwa di antara syarat wajib zakat adalah keberadaan nishab sepanjang tahun dari awal hingga akhir, dan jika nishab berkurang dalam perjalanan masa setahun, walaupun sedikit, terputuslah hitungan tahunnya sehingga tidak wajib zakat pada akhir tahun. Mereka mengatakan bahwa jika seseorang mempunyai empat puluh ekor kambing, kemudian mati seekor, lalu lahir seekor pula, terputuslah haulnya dan tidak wajib zakat. Jika kematian dan kelahiran terjadi dalam waktu yang bersamaan, berarti haulnya tidak terputus, sama halnya jika kelahiran lebih dulu dari kematian. Mereka berhujah dengan keumuman hadis, "Tidak wajib zakat pada suatu harta hingga berlalu atasnya waktu setahun." (HR Ibnu Majah).
    Kalangan Hanafiyyah berpendapat bahwa yang diperhitungkan adalah awal dan akhir tahun, jika nishabnya lengkap pada awal dan pada akhir tahun, wajib zakat walaupun nishabnya berkurang pada pertengahan tahun selama harta itu tidak habis sama sekali. Jika habis maka haulnya tidak berlaku, kecuali ketika mencapai nishab. Sama saja habisnya itu karena rusak atau karena beralih dari harta wajib zakat menjadi tidak wajib zakat, seperti jika dia memiliki binatang ternak gembalaan (memberi makan tanpa biaya untuk makanan) yang mencapai nishab, kemudian pada pertengahan haul dia memberi ternaknya makanan tanpa gembala (seperti dikandangkan dan diberi pakan tertentu dengan biaya).

    Dalam suatu pendapat dari kalangan Hanabilah disebutkan bahwa jika ada nishab untuk setahun penuh namun berkurang sedikit selama sejam dua jam, tetap wajib zakat. Namun, jika kepemilikannya hilang dalam tahun itu karena dijual atau lainnya, kemudian ia kembali memilikinya dengan membelinya, perhitungan tahun atas nishab ini diulang kembali, kerena perhitungan tahun pertama telah terputus dengan menjualnya. Namun, jika ia melakukannya karena siasat untuk menghindari kewajiban zakat, dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat.

    Adapun kalangan Malikiyyah berpendapat bahwa syaratnya adalah berlalu masa setahun atas kepemilikan nishab, atau kepemilikan harta aslinya. Adapun kepemilikan nishab adalah seperti seseorang yang memiliki empat puluh ekor kambing setahun penuh, sedangkan kepemilikan aslinya adalah seperti memiliki dua puluh ekor kambing pada awal tahun kemudian bertambah dengan kelahiran anak-anak kambing sebelum penuh masa setahun sehingga menjadi empat puluh ekor, dalam hal ini wajib zakat pada keduanya (aslinya dan tambahannya) ketika telah sempurna haul harta asli (20 ekor kambing). Contohnya juga adalah jika ia memiliki satu dinar emas kemudian ia membeli barang untuk dijual dengan uang itu, kemudian ia menjualnya dengan harga dua puluh dinar sebelum sebelum penuh setahun, ia wajib mengeluarkan zakatnya ketika telah berlalu masa setahun atas kepemilikannya atas satu dinar tadi, dan harta yang digabungkan pada aslinya sehingga dengannya sempurna satu nishab, yaitu anak-anak binatang ternak dan laba perniagaan. Beda dengan harta yang diperoleh dengan cara lain, seperti pemberian dan warisan, maka ini perhitungan tahunnya dimulai sendiri.

    Sumber: Al-Mawsu'ah al-Fiqhiyyah, Kementerian Wakaf dan Urusan Islam Kuwait

    Syarat Memperoleh Pengetahuan dari Allah dan Rasul-Nya


    Penyampaian segala sesuatu yang berasal dari Allah SWT bergantung pada pengetahuan tentang apa yang disampaikannya dan pada kejujuran dalam menyampaikan kebenarannya. Oleh karena itu, tingkat penyampaian berdasarkan riwayat dan fatwa tidak akan baik dan benar kecuali berdasarkan pengetahuan dan kejujuran. Sehingga, yang menyampaikan seharusnya adalah seorang alim yang mengetahui persoalan yang disampaikannya dan mengakui kebenarannya.
    Syarat lainnya adalah caranya yang baik, riwayat hidupnya tidak tercela, adil dan benar dalam perkatan dan perbuatannya, serta keadaan batin dan lahirnya seimbang dan tidak bertentangan. Jika kedudukan pengetahuan orang yang mendapatkan pengesahan dari penguasa tidak diragukan lagi keutamaannya, posisinya juga tidak abstrak, dan itu merupakan kedudukan yang paling tinggi, maka bagaimana kedudukan pengetahuan orang yang memperolehnya dari Tuhan Yang Menguasai langit dan bumi?

    Berdasarkan hal tersebut, adalah suatu keharusan bagi orang yang hendak menempati posisi itu untuk mempersiapkan dirinya secara matang dan mempersiapkan bekal yang cukup. Ia harus mengetahui berdasarkan posisi yang hendak ditempatinya. Di dalam hatinya tidak boleh ada keberatan untuk mengatakan kebenaran dan tidak ada pula yang menghalanginya. Karena, Allah adalah penolongnya dan memberinya petunjuk. Bagaimana derajat posisi yang dikelola sendiri oleh Tuhan Yang Maha Menguasai segalanya, dan Dia berfirman yang artinya, "Dan, mereka meminta fatwa kepadamu tentang para wanita. Katakanlah, 'Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Alquran (juga memfatwakan) tentang para wanita yatim yang kamu tidak memberikan kepada mereka apa yang ditetapkan untuk mereka, sedang kamu ingin mengawini mereka dan tentang anak-anak yang masih dipandang lemah. Dan, (Allah menyuruh kamu) supaya kamu mengurus anak-anak yatim secara adil. Dan, kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahuinya'." (An-Nisaa': 127).

    Cukuplah kemuliaan dan keagungan yang telah ditentukan sendiri oleh Allah Taala ketika Dia berfirman, "Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, 'Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah, (yaitu) jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan, jika mereka (ahli waris itu sendiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sebanyak bagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu'." (An-Nisaa': 176).
    Oleh karena itu, seorang mufti (tukang fatwa) hendaklah mengetahui secara tepat dari mana ia mendapatkan fatwanya dan kepada siapa ia menyandarkannya. Ia harus meyakini pula bahwa ia akan dimintai pertanggungjawabannya dan akan dibawa ke pengadilan di hadapan Allah.

    Sumber: Diadaptasi dari I'laam al-Muwaqqi'iin 'an Rabbil 'Aalamiin, Ibnu Qayyim al-Jauziyah 

    Makna Al-Islam


     اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ واَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ اهْتَدَى بِهُدَاهُ وَعَمِلَ بِسُنَّتِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أًمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ.
                Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada saudara-saudara sekalian, marilah kita tingkatkan Islam, iman dan taqwa kita kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala karena hanya dengan Islam, iman dan taqwa itulah kita akan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia terlebih lagi Insya Allah di akhirat.
                Untuk itu  pada khutbah kali ini mengambil sebuah judul “MAKNA ISLAM”
                As-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kitab “Ushul Tsalatsah”, berkata:
    اْلإِسْلاَمُ هُوَ اْلاِسْتِسْلاَمُ لِلَّهِ بِالَّتْوِحْيِد وَاْلاِنْقِيَادُ لَهُ بِالطَّاعَةِ وَاْلاِبْتِعَادُ عَنِ الشِّرْكِ.
                Artinya: “Islam itu ialah berserah diri kepada Allah dengan meMaha EsakanNya dalam beribadah dan tunduk dengan melakukan ketaatan dan menjauhkan diri dari syirik.”
                Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 112:
                Artinya: “(Tidak demikian), bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah sedang ia berbuat kebajikan,maka baginya pahala pada sisi TuhanNya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
                Adapun sendi-sendi Islam itu ada lima sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.
    عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ؛ شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ.
                Artinya: “Dari Abdillah bin Umar Radhiallaahu anhu Berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Islam itu didirikan atas lima perkara:
    1. Bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah dengan benar selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
    2.   Mendirikan shalat
    3.   Mengeluarkan zakat.
    4.   Menunaikan ibadah haji
    5.   Berpuasa di bulan Ramadlan.”
                Inilah sendi-sendi Islam, yang menyebabkan seseorang keluar dari lingkaran kekafiran dan yang menyebabkan seseorang masuk Surga dan jauh dari siksa Neraka.
    Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
                Lima sendi tersebut di atas merupakan rukun Islam. Barangsiapa menjalankannya dengan sempurna, maka ia termasuk muslim yang sempurna imannya, dan barangsiapa yang meninggalkan seluruhnya, maka ia adalah kafir yang nyata. Dan barangsiapa mengingkari salah satu dari padanya, maka para ulama’ bersepakat bahwa ia bukan muslim. Dan barangsiapa yang meyakini seluruhnya dan ia menelantarkan salah satu darinya selain syahadat maka ia adalah fasiq dan barangsiapa yang beramal hanya sebatas lisannya saja tanpa dibarengi dengan I’tigad, maka ia adalah munafiq.
                Allah Ta’ala berfiman dalam surat Ali Imran ayat 19.
                Artinya: “Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah hanyalah Islam”.
                Maksud dari ayat di atas, bahwa sesungguhnya tidak ada agama yang diterima di sisiNya dari seseorang selain Islam.
                Maka barang siapa menganut suatu agama selain syari’at nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam setelah diutusnya beliau, maka agama itu tidak di terima di sisi Allah Subhannahu wa Ta'ala .
    Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 85.
                Artinya: “Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima daripadanya, sedang ia di akhirat kelak termasuk golongan orang yang merugi.”
                Yakni barangsiapa menjalankan agama selain apa yang disyari’atkan oleh Allah kepada RasulNya, maka tak akan diterima daripadanya di sisi Allah dan ia kelak di akhirat termasuk di antara orang-orang yang merugi.
                Sebagaimana sabda nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam dalam hadist yang shahih:
    مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.
                Artinya: “Barangsiapa melakukan suatu amal, yang tidak didasari keterangan kami, maka ia adalah tertolak”.
                Berdasarkan hadist di atas telah jelas sekali bagi para hamba yang beriman kepada Allah dan hari akhir, bahwa apa saja yang berhubungan dengan syariat, baik dari segi aqidah maupun ibadah, baru akan diterima di sisi Allah apabila hal itu sesuai dengan apa-apa yang telah diajarkan oleh Allah kepada RasulNya. Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 31.
                Artinya: “katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha Pengampun lagi Maha penyayang.”
                Dan Allah Ta’ala telah berfirman pula, dalam surat Al-Hasyr ayat 7.
                Artinya: “Apa yang diberikan oleh rasul maka terimalah ia. Dan apa yang di larangnya bagimu maka tinggalkanlah dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumanNya.”
    Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
                Bila dipandang dari sejak syari’at di turunkan sampai hari akhir nanti, maka Islam itu dapat dibagi dua, yaitu:
    1.   Islam dipandang dari segi umum
    2.   Islam dipandang dari segi khusus
                Islam dipandang dari segi umum, bahwa sejak rasul yang pertama sampai hari akhir nanti, syari’at mereka adalah Islam yang berarti, tunduk beribadah hanya kepada Allah semata, karena itu mereka disebut Al-Muslimun.
                Islam dipandang dari segi khusus, bahwa sejak diutusnya Rasul yang terakhir, yang mana ia adalah penyempurna bagi syari’at sebelumnya, serta menjadi penutup bagi segenap rasul, maka barangsiapa dari ummat manusia, yang tidak beriman kepada Nabi Muhammadsaw , maka ia kafir.
                Sebagaimana yang tersebut di dalam hadist yang shahih bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: وَالَّذِيْ  نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ اْلأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنُ بِالَّذِيْ أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارَ. (رواه مسلم)
                Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam, beliau bersabda: “Demi dzat yang diri Muhammad berada di tanganNya, tidaklah seseorang mendengar tentang aku dari umat ini, baik itu kaum Yahudi atau kaum Nasrani, kemudian meninggal sementara ia belum mau beriman kepada apa yang aku bawa, melainkan ia akan menjadi penghuni Neraka.” (hadits Muslim)           
    أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.
    Khutbah Kedua
    الْحَمْدُ لِلَّ‍هِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛ مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ.
                Kita harus yakin bahwa Islam, adalah agama yang benar di sisi Allah dan selainnya adalah batil Dan kita meyakini, bahwa Islam adalah agama yang telah sempurna. Sebagaimana telah tersebut dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 3:
                Artinya: “Pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni’matKu, dan telah ku-ridlai Islam itu jadi agama bagimu”.
    Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
                Itulah Islam, Allah telah memberi kabar kepada nabiNya dan kepada seluruh kaum mu’minin, bahwa Ia (Allah) telah menyempurnakan bagi mereka Islam sebagai agama.
                Dengan keputusan Allah ini, sekaligus merupakan keme-nangan bagi kaum mu’minim dan merupakan kesempurnaan dalam beragama.
    Maka selesailah tugas Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam dalam mengemban tugasnya dalam menyampaikan agama, dan bagi kaum mukminin, mereka tidak butuh lagi pengurangan ataupun penambahan selamanya.
                Semoga Allah selalu membimbing kita semua ke jalan yang diridhaiNya. Amin.