Kurikulum Pendidikan Islam

Pengertian pendidikan Islam dikemukakan oleh beberapa ahli dan ulama terdapat beberapa definisi, antara lain disampaikan oleh Umar Yusuf Hamzah dalam Ma'alim At-Tarbiyah fi al-Qur'an wa as-Sunah, yaitu :
Pendidikan Islam adalah ilmu yang membawa manusia sedikit demi sedikit kepada kesempurnaan yang terwujud dalam beribadah kepada Allah swt dan menyiapkannya untuk hidup bahagia dalam naungan syari'at Allah Ta'ala (Umar Yusuf Hamzah, 1996: 17)
Tujuan akhir pendidikan Islam adalah merealisasikan 'ubudiah kepada Allah di dalam kehidupan manusia, baik individu maupun masyarakat (An-Nahlawi, 162). Dengan landasan sebagaimana pada QS. Adzariat : 56:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. QS. Al-Dzariat : 56)
Sementara karakteristik pendidikan Islam yang dituangkan dalam sebuah kurikulum mengandung prinsip dasar. Prinsip kurikulum pendidikan Islam meliputi :
  1. Ar-rabbaniyat (ketuhanan)
  2. Al-tauhidiyat (ketauhidan)
  3. Al-alamiyat (kealaman)
  4. Al-oebat (konstan)
  5. Al-sumul (universal)
  6. Al-tawazun (keseimbangan)
  7. Al-ijabiyat (keaktifan)
  8. Al-waqiyat (realistis)
Adapun kurikulum pendidikan Islam pada makalah ini membahas tentang, hakikat kurikulum, orientasi kurikulum, model kurikulum, isi kurikulum dan pola kurikulum Islam.

Hakikat Kurikulum Islam
Hakikat kurikulum pendidikan dalam Islam adalah sebagai berikut :
  1. Kurikulum sebagai program studi, yaitu seperangkat mata pelajaran yang mampu dipelajari oleh peserta didik. 
  2. Kurikulum sebagai konten, yaitu data atau informasi yang tertera dalam buku-buku kelas tanpa dilengkapi dengan data lain. 
  3. Kurikulum sebagai kegiatan terencana, yaitu kegiatan yang direncanakan tentang hal-hal yang akan diajarkan bagaimana hal itu dapat diajarkan dengan berhasil.
  4. Kurikulum sebagai hasil belajar, yaitu seperangkat tujuan yang utuh untuk memperoleh suatu hasil tertentu, atau seperangkat hasil belajar yang direncanakan dan diinginkan. 
  5. Kurikulum sebagai reproduksi kultural, yaitu transfer dan refleksi butir-butir kebudayaan masyarakat agar dimiliki dan difahami anak-anak.
  6. Kurikulum sebagai pengalaman belajar, yaitu keseluruhan pengalaman belajar yang direncanakan di bawah pimpinan sekolah.
  7. Kurikulum sebagai produksi, yaitu seperangkat tugas yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang ditetapkan terlebih dahulu. (Mujib: Ilmu Pendidikan Islam, 122)
Kurikulum yang dimaksud dalam tulisan ini adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Maka kurikulum merupakan susunan program pendidikan semua kegiatan yang berisikan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Bahan kajian ini terdiri dari komponen utama tujuan, konten, proses, dan evaluasi pembelajaran.

Orientasi Kurikulum
Kurikulum hendaknya berorintasi pada masa depan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam konteks ini, integrasi Iptek dengan Imtak (iman dan taqwa) menjadi orientas utama kurikulum Islam.

Model Kurikulum
Model kurikulum yang digunakan terdapat beberapa macam yang digunakan, yaitu kurikulum menggunakan pendekatan akademis, yaitu mengutamakan pengetahuan, pendekatan teknologi, dan pendekatan humanistic yaitu menjadikan manusia sebagai unsur sentral, rekonstruksi sosial yaitu kurikulum yang difokuskan pada problem yang dihadapi.

Isi Kurikulum Pendidikan Islam
Isi kurikulum pendidikan Islam meliputi tiga orientasi yang berpijak pada Al-Qur'an yaitu QS. Fushilat ayat 53 :
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?"
Ayat di atas menjelaskan bahwa dalam pendidikan Islam harus ada 3 isi kurikulum :
  1. Isi kurikulum berorientasi pada ketuhanan. Rumusan isi kurikulum yang berkaitan dengan ketuhanan, mengenai zat, sifat, perbuatan-Nya dan relasi-Nya terhadap manusia dan alam semesta. Bagian ini meliputi ilmu tentang Al-Qur'an dan As-Sunah (tafsir, mu'amalah, linguistik, ushul fiqih, dsb), ilmu kalam, ilmu metafisika alam, ilmu fiqih, ilmu akhlak. Isi kurikulum ini berpijak pada wahyu Allah SWT.
  2. Isi kurikulum yang berorientasi pada kemanusiaan. Rumusan isi kurikulum yang berkaitan dengan perilaku manusia, baik manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk berbudaya, dan makhluk berakal. Bagian ini meliputi ilmu politik, ekonomi, kebudayaan, sosiologi, antropologi, sejarah, linguistik, seni, arsitek, filsafat, psikologi, paedagogis, biologi, kedokteran, perdagangan, komunikasi, administrasi, matematika dan sebagainya. Isi kurikulum ini berpijak pada ayat-ayat anfusi. 
  3. Isi kurikulum yang berorientasi pada kealaman. Rumusan isi kurikulum yang berkaitan dengan fenomena alam semesta sebagai makhluk yang diamanatkan dan untuk kepentingan manusia. Bagian ini meliputi ilmu fisika, kimia, pertanian, perhutanan, perikanan, farmasi, astronomi, ruang angkasa, geologi, botani, zoologi, biogenetik dan sebagainya. Isi kurikulum ini berpijak pada ayat-ayat anfaqi. 
Ketiga bagian isi kurikulum tersebut disajikan dengan terpadu (integrated approach), tanpa ada dikotomi, misalnya apabila membicarakan Tuhan dan sifat-Nya akan berkaitan pula dengan relasi Tuhan dengan manusia dan alam semesta. Membicarakan asmaul husna sebagai penjelasan tauhid al-sifat (mengesakan Allah dalam sifat-Nya) juga menjelaskan pula bagaimana manusia berperilaku seperti perilaku Tuhannya, baik terhadap sesama manusia maupun alam semesta. Jika Allah SWT cinta yang inklusif (al-Rahman) dan cinta eksklusif (ar-Rahim), maka manusia pun harus demikian.
Isi kurikulum tersebut akan membicarakan hakikat Tuhan, manusia dan alam semesta.

Pola Kurikulum
Menurut Al-Nahlawi terdapat empat bentuk kurikulum yang paling penting dalam pendidikan Islam, yaitu sebagai berikut :
  1. Separate subject curiculum
  2. Correlated curriculum 
  3. Integrated curriculum (centre d' enterest)
  4. Activity curriculum
Kurikulum ini dipandang sebagai koordinasi serangkaian aktivitas seperti berbagai wisata, proyek kerja, diskusi, kuliah, dan sebagainya dari upaya-upaya terkoordinasi yang diangkat dari kehidupan sekolah para peserta didik, atau dari kehidupan masyarakat.

Mengenai kurikulum baru 2013, dapat anda baca pada makalah : dampak perubahan kurikulum 2013.