Pengertian Pembagian dan Hikmah Sabar

Sabar itulah kata yang sering kita dengar ketika berhubungan dengan kehancuran, kegagalan atau musibah yang menimpa. Terkadang pula sabar menjadi sebuah kata pemanis untuk menghibur hati ketika kekecewaan menimpa kita.

Padahal makna sabar tidak harus identik dialamatkan kepada sesuatu yang "negatif" saja. Dalam menghadapi ujian kehidupan pun harus dihadapi dengan sabar. Sementara ujian kehidupan tidak selamanya pahit, nikmat dari Allah juga termasuk ujian kehidupan. Dan kita harus menghadapinya dengan penuh kesabaran. Jadi sabar itu tidak selalu pada sesuatu keburukan saja. Sabar dalam menjalankan perintah Allah, sabar ketika ada larangan Allah dan nafsu kita sebetulnya menginginkannya, atau sabar ketika menghadapi seseorang yang tidak sefaham dengan kita. Itu semua merupakan "kesabaran" yang harus ditanamkan dalam diri kita.

Pengertian Sabar
Agar memahami hakikat sabar yang sesungguhnya perlu kita ketahui dari sumber teks Al-Qur'an yang menerangkan arti sabar, sifat-sifat orang sabar, dan jaminan apa bagi orang yang bersabar.

Sabar menurut Al-Qur'an itu adalah kondisi seseorang dimana dapat menghadapi segala ujian serta tantangan kehidupan yang berliku. Dan sabar itu dibentuk karena ketaqwaan. Jadi tidak mungkin ada orang yang sabar tanpa taqwa. Seseorang itu akan bersabar ketika berusaha meraih ketaqwaan dalam arti menjalankan perintah Allah SWT serta meninggalkan semua yang dilarang-Nya. Dengan sabar itu akan mendekatkan diri kepada Tuhannya. 
Sabar itu untuk meraih pertolongan Allah SWT
Allah swt berfirman:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ . وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
"Dan mintalah kalian pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat". (QS. Al-Baqarah 2 : 45).
Melalui ayat di atas kita diperintah untuk meminta tolong kepada Allah SWT melalui dua cara: pertama, sabar dan kedua, shalat. 
Sementara sifat orang sabar, karena akan ditolong dan dibantu oleh Allah SWT diperitahkan bagi mereka untuk tidak takut dan bersedih hati. Sebagaimana Firman-Nya :
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Dan janganlah kalian bersifat lemah dan janganlah (pula) kalian bersedih hati". (QS. Ali Imron 3 : 139).
Orang yang melalui ujian dengan penuh kesabaran itulah orang yang bertaqwa. Sebagaimana ditegaskan dalam Ayat berikut ini : 
وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.. (QS. Albaqarah 2 : 177).
Dalil jaminan serta hikmah sabar adalah bahwa Allah SWT akan senantiasa bersama mereka orang yang sabar. Firman-Nya :  

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu. Dan bersabarlah kalian, karena Allah beserta orang-orang yang sabar". (QS.. Al-Anfal 8 : 46).
Syaikhul Islam pembaharu pemikiran bernama Ibnu Taimiyah menjelaskan tentang pembagian sabar dengan membagi kesabaran seorang mukmin itu ke dalam 2 macam kesabaran :
Pertama, Sabar haqiqiyah. 
Kesabaran ini merupakan sikap sabar yang sudah sepatutnya dimiliki umat Islam ketika menghadapi ujian yang tidak ada lagi pilihan baginya, selain menerima dengan kesabaran. Hal ini seperti kesabaran seorang mukmin ketika menghadapi sakit, kematian orang yang dicintai, kehilangan harta benda akibat bencana alam atau pencurian, dan musibah lainnya. Kesabaran atas semua hal tersebut akan bernilai kebaikan, ia akan mendapatkan pahala dan keridaan Allah swt atas kesabarannya, serta diampuni dosanya.
Kedua, Sabar ikhtiyarian. 
Sikap sabar ini merupakan sikap sabar yang ditunjukkan umat Islam dalam memelihara imannya atas segala rintangan yang hendak menghilangkan keimanannya tersebut. Sabar ikhtiyarian adalah sikap sabar yang dipilih seorang muslim secara sadar atas berbagai paksaan yang hendak mencabut keimanan dan ketakwaanya kepada Allah swt. Hal ini sebagaimana sikap Nabi Yusuf AS yang lebih memilih penjara daripada harus melayani hawa nafsu istri pembesar Mesir. Dalam hal ini, Nabi Yusuf AS lebih memilih taat dan sabar di atas risiko yang harus dihadapinya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, "Kesabaran Nabi dan para sahabatnya lebih utama daripada yang dilakukan Nabi Yusuf AS. Jika Yusuf dihadapkan pada dua pilihan, antara maksiat kepada Allah atau penjara, Rasulullah dan para sahabatnya menghadapi pilihan yang lebih berat, yaitu menanggalkan keimanan atau mengalami penyiksaan, pembunuhan, dan pengusiran."

Setiap ujian yang ditimpakan kepada orang-orang beriman akan diberi pahala sesuai dengan tingkat kesabarannya. Allah swt akan mencatatnya sebagai amal saleh seperti para mujahid yang menahan rasa lapar, haus dan penderitaan, serta rasa letih yang luar biasa. Demikianlah sikap sabar yang harus kita pahami dan amalkan. Semoga artikel membahas makna sabar ini dapat bermanfaat untuk para pembaca semuanya!.

Baca juga artikel sebelumnya tentang perayaan maulid Nabi itu bid'ah. Membahas alasan bid'ahnya memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, beserta dalil Al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad SAW.